menu

Kamis, 28 April 2011

Cara membuka blokiran Nawala dengan menggunakan DNS publik

1. Pastikan komputer/Laptop anda sudah terkoneksi internet

2. klik kanan ikon kecil koneksi internet di sebelah kanan bawah, lalu pilih status
3. Setelah itu akan muncuk kotak status koneksi anda, lalu pilih properties


4. Kemudian pilih Networking, lalu klik 2 kali following items 'Internet Protokol(TCP/IP)


5. Setelah muncul kotak Internet Protokol Properties, Anda tinggal men-centang  'Use the following DNS server addres', kemudian isikan 'Preferred DNS Server' dengan 4 angka yaitu: 8 8 8 8
Dan pada 'Alternatife DNS Server', anda isikan 4 angka  lagi yaitu: 8 8 4 4.
Lalu klik OK 2 kali


6. Setelah itu, disconect-kan koneksi modem Anda seperti gambar di bawah ini;


7. Lalu koneksikan kembali dengan cara; Klik start - Connect to - pilihan panggilan koneksi modem Anda. seperti gambar di bawah ini.


-------------------------

Setelah connect, Modem anda tidak lagi terproteksi Nawala. Dan Anda bisa membuka situs apa saja dengan bebas tanpa blokiran.

Selamat mencoba. 
Capal






Senin, 18 April 2011

Mahasiswi berfoto bugil di kebun pak Tani, pak Tani mengamuk



Entah mimpi apa pak petani, ketika berangkat ke ladang sedikitpun tidak ada firasat apapun, namun sesampainya di ladang alangkah terkejut bukan kepalang melihat ada sekelompok anak muda melakukan kegiatan. Kekagetannya lebih menjadi setelah semakin dekat dengan tempat anak muda yang memakai ladanganya untuk melakukan kegiatan tersebut.

Pasalnya kegiatan itu adalah pengambilan foto (casting) foto telanjang alias bugil oleh beberapa mahasiswa, dimana obyeknya adalah rekan mereka mahasiswi yang saat kedapatan oleh pak petani tersebut tidak menggunakan pakaian sehelai benangpun alias polos sedang bergaya di ladang miliknya.

Akhirnya pak petani yang bernama Hu Wen dari propinsi Zhengzhou Cina bagian timur itu naik pitam dan mengamuk membubarkan kegiatan tersebut, bahkan pak petani wen inipun mengejar sang fotografer agar keluar dari lahan pertaniannya.

Menurut Harian Setempat Xiamen Daily yang dikutip ruanghati.com menyebutkan kondisi alam di wilayah tersebut memang sangat menawan dan indah, sangat cocok untuk latar belakang pengambilan foto. Merekapun melakukan sesi pemotretan bukan menggunakan foto kamera profesional melainkan hanya dengan menggunakan kamera handphone biasa, ealah masih amatiran toh. Mungkin praktek fotografi kali ya.

Presiden SBY melakukan salam NAZI ala Hitler

Susilo Bambang Yudhoyono


Adolf Hitler


Gimana, mirip gak?. hehehehe

Jumat, 15 April 2011

Cerpen; "JENDELA" karya, Ch. Enung Martina

Setiap saat jendela itu terbuka pada jam lima pagi dan tertutup lagi pada jam enam petang. Jendela itu berada di lantai dua sebuah rumah bercat putih. Ada pohon sirsak yang menjorok ke arah samping kiri jendela dan ada pohon tanjung ke sebelah kanannya. Panorama tepat di hadapannya adalah tanah lapang yang ditumbuhi rumput dan belukar. Dari kejauhan genting berwarna merah kecoklatan berderet dari kompleks perumahan di dekatnya.
Sesekali terlihat sosok orang yang melongokkan kepala dari jendela itu. Bergantian orang yang melongok di jendela itu; seorang perempuan paruh baya, seorang remaja putra tanggung, seorang lelaki berambut gondrong, dan seorang remaja putri. Namun, kadang ada dua kepala yang melongok dari jendela itu. Sepertinya setiap kepala yang melongok di jendela itu asyik memperhatikan pemanadangan yang terhampar di hadapannya.
Tampaknya sampai jauh malam gorden belum ditutup oleh pemilik rumah itu. Terkadang masih terlihat gorden itu tak ditutup sampai jendela itu dibuka kembali. Mungkin pemiliknya lupa atau mungkin sengaja. Cahaya lampu yang membias dari kaca jendela itu terang sepertinya berasal dari lampu neon. Tak ada yang bisa dilihat lagi dari jendela itu selain orang yang melongokkan kepala dan cahaya lampu kala malam yang terpancar dari ruangan lantai dua itu.
Jendela itu tak banyak berbicara tentang penghuni di dalam rumah itu. Tak banyak informasi yang disampaikan oleh jendela itu. Aku menjadi pengamat jendela itu sudah lima bulan sejak kepindahanku ke rumah baruku di kompleks sebuah perumahan yang sekarang menjadi rumahku. Kamarku kebetulan ada di lantai dua. Ada jendela di kamarku, tetapi jendelanya mati, tak bisa dibuka atau ditutup. Sepertinya sengaja dimatikan oleh penghuni lama karena AC dipasang di ruangan itu. Karena terbuat dari kaca, aku bisa leluasa melihat ke luar dari balik kaca jendelaku.
Rumah tua itu berada tepat di belakang rumahku yang letaknya di kompleks perumahan. Rumah itu tidak berada dalam komplek. Sepertinya ia dibangun tersendiri oleh pemiliknya. Pekarangannya cukup luas jika dibandingkan dengan pekaranan rumahku. Ada kebun kecil yang ditanami aneka pohon sebagai peneduh; nangka, belimbing wuluh, belimbing buah, srikaya. sirsak, jambu batu, jeruk nipis, kantil, dan tanjung. Rumah itu nampak teduh dengan naungan berbagai pohon yang sudah cukup besar. Rumahnya tidak terlalu besar, bahkan bisa dibilang kecil.
Tak ada jalan yang menghubungkan rumahku dengan rumah itu, kecuali harus memutar jauh ke depan komplek, keluar dulu dan menyusuri jalan raya, baru berbelok ke kiri menuju jalan kampung kira-kira tiga kilo meter. Itu kata pembantuku yang berasal dari kampung sekitar komplek rumahku. Aku sendiri belum mencoba berpetualang untuk mengunjungi rumah itu.
Aku penasaran dengan rumah itu karena rumah itu begitu asri dan hidup. Kadang terdengar suara kendaraan yang datang an pergi di gang yang menuju rumah itu. Tak banyak tetangga dekat rumah itu, hanya ada dua rumah di sebelah kanannya dan di belakannya ada warung tegal dan warung kelontong. Rumah itu tepatnya menghadap ke barat, ke tembok pembatas koplek perumahannku. Di sebelah kirinya tanah lapang yang dibiarkan ditumbuhi rumput liar dan belukar.
Jendela yang kuceritakan di atas berada di sebelah kiri rumah itu. Sebetulnya ada dua jendela lain yang persis menghadap ke barat, hanya tidak kelihatan karena tertutup dengan rimbunnya pepohonan. Pintu utama di lantai satu menghadap ke barat juga, menghadap tembok pembatas. Tembok pembatas itu sepertinya sudah tidak kelihatan lagi karena aneka tanaman menutupinya. Dari jendela rumahku ini tak kelihatan karena aneka tanaman menyamarkannya.Namun, suara orang tertawa dan berbicara serta anjing yang menggonggong kerap terdengar. Bahkan sepertinya di bawah keridangan pohon dekat tembok pembatas itu ada bangku untuk duduk-duduk. Kerap juga tercium asap rokok para pria yang kongko di bangku itu.
Aku tertarik pada jendela sebelah kiri di lantai dua itu karena aku bisa mengintip aktivitas penghuninya yang kerap melongokkan kepala mereka dari jendela itu. aku jadi tahu sepertinya rumah itu dihuni oleh empat orang; ayah yang berambut gondrong, ibu perempuan separuh baya, anak remaja putri, dan anak remaja putra. Secara resmi aku belum berkenalan dengan keluarga pemilik rumah itu, tetapi sepertinya aku sudah mengenal sedikit-banyak mereka dari jendela dan suara-suara yang kudengar dari balik tembok pembatas komplek. Bahkan aku merasa lebih mengenal tetangga jauh di belakang komplekku daripada tetangga kiri kanan di dalam komplekku.
Keluarga yang rumahnya dekat, tetapi tak terjangkau itu mengingatkanku pada keluarga bahagia. Keluarga yang belum pernah kumiliki. Aku seorang perempuan berusia 38 tahun, sudah menikah, tidak dikarunia anak karena kandunganku dua-duanya sudah diangkat. Suamiku bekerja pada perusahaan pelayaran asing yang dua minggu dalam sebulan berangkat berlayar. Bila suamiku pergi aku sendirian hanya ditemani seekor anjing dan seorang pembantu. Aku juga bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang properti. Ayah ibuku bercerai ketika aku SMP. Aku tinggal bersama kakek-nenek di Ungaran. Ibuku di Medan ikut suaminya, ayahku di Jakarta dengan istri dan anak-anak tirinya dan juga anak-anak dari hasil perkawinan mereka, berarti adik-adik seayahku.Karena itulah jendela itu mengingatkanku pada gambaran keluarga utuh dan bahagia seperti iklan layanan masyarakat Keluarga Brencana.
Aku menjadi betah tinggal di ruamhku sendiri bila memandang jendela itu. Ada perasaan bahagia yang bisa aku serap dari sana. Seolah jendela itu memancarkan energi cinta dari orang-orang yang berada di dalamnya. Aku jadi ingin punya anak yang bisa aku cintai. Anak kandung? Itu mustahil. Karena itu aku bertekad akan memberanikan diri minta pada Ray, suamiku untuk mempertimbangkan mengambil anak. Mengadopsi anak? Pikiran gila dari mana itu? Gara-gara aku terlalu larut memandang jendela itu, pikiranku jadi ngelantur.
Namun, anehnya waktu Ray pulang, aku mencoba membicarakan ide gilaku itu. Aku kira dia bakal menertawakanku. Malah ia berbalik memelukku begitu mesra. Apa lagi ini? Hingga larut malam kami berbicara tentang ide itu. Berbagai cara, tempat, dan orang yang bisa membantu proses itu kami bicarakan. Kasihan Ray, lelakiku satu ini. Ia tak bisa menunjukkan pada dunia tentang betapa hebatnya dia dengan menghamili istrinya. Aku juga heran kenapa ia mau dengan aku perempuan mandul yang rahimnya sudah tak ada artinya ini. Barangkali ia mencintaiku? Entahlah…Tapi ia tak pernah mengucapkan kata-kata cinta kepadaku. Tidak seperti Ari kekasihku yang dulu yang kepadanya kuserahkan seluruh jiwa ragaku. Ia selalu mengucapkan kata-kata cinta yang sangat memabukkan hingga tak kutahu bahwa aku sudah jatuh dalam perangkap pesonanya. Betapa gobloknya aku diperdaya dia! Hingga akhirnya kutahu bahwa ia pergi membawa hatiku yang terkoyak bersama seorang gadis pilihannya yang lain untuk mengarungi biduk perkawinan mereka di negri jiran, Malaysia.
Ray kembali berlayar. Sebualan lagi ia baru pulang. Tekad kami sudah bulat untuk mengadopsi anak. Ketika aku tanya kiri kanan tentang niatku ini, ternyata banyak pihak yang mendukung. Salah satu teman kantorku memperkenalkanku pada seorang biarawati Katolik di gerejanya yang bertugas mengelola panti asuhan.
Setiap sore aku mematung memandang jendela itu. Rasanya gambaran mempunyai seorang anak segera berkelebat dalam hayalku. Jendela itu memberiku inspirasi lain untuk mengambil anak perempuan saja. Ray mau anak perempuan. Aku mau anak laki-laki. Ray bilang anak laki-laki suka nakal nanti aku kewalahan. Memangnya anak perempuan nggak bikin pusing juga? Menurut pengamatan dan pendengaran dari cerita teman-teman kantor katanya anak perempuan dan laki-laki sama saja. Aku mau ambil anak perempuan biar Ray senang. Ia kan sudah mendukungku.
Sore ini ada yang lain. Hari cerah begini, mengapa jendela itu tidak buka? Apakah orangnya pergi ke luar kota? Tak mungkin ini kan bukan musim liburan. Kenapa lampu dari dalam rumah belum dinyalakan, padahal sudah remang-remang begini? Sepertinya penghuninya tak ada. Senyap. Aku melongokkan kepalaku untuk melihat keadaan rumah itu. Tak banyak menolong karena tak bisa mendapatkan informasi yang akurat. Niatku untuk mencari inspirasi mencari nama untuk calon anakku jadi kuurungkan.
Hari ini kuputuskan untuk mengunjungi tetangga belakang rumahku. Ini hari Sabtu, aku libur. Aku mengajak Yunah, pembantuku. Kami sengaja naik ojek yang beroprasi ke jalur itu. Agak sukar menanyakan siapa pemilik rumah itu karena aku tak tahu siapa keluarga ini. Dengan berbekal petunjuk letak rumah, tukang ojek akhirnya berhasil membawa kami ke rumah itu. Mengapa sepi? Sepertinya tidak seramai dan sehangat seperti yang kudengar dari balik tembok pembatas. Siang begini kenapa lampu teras masih menyala? Kenapa anjingnya tidak mengonggong?
Aku ketuk-ketuk pagar rumah itu. Tak ada sahutan. Sepertinya rumah ini kosong. Aku coba sekali lagi. sia-sia. Akhirnya Yunah menanyakan ke tetangga sebelah kanan yang jaraknya sekitar 50 meter dari rumah itu. seorang ibu kira-kira berumur 60 tahun menghampiriku dengan tersenyum.
“ Ibu siapanya pak Ridwan?” Ia bertanya.
“ Saya familinya,” aku berbohong. Namanya Ridwan. Baru aku tahu sekarang.
“Pak Ridwan nggak ngasih khabar kalo mau pindah?”
“O, jadi pindah.”
“ Betul, Bu. kembali ke Tasik karena Pak Ridwan baru kena PHK,”
“Kembali ke sini lagi?’
“Sepertinya tidak, rumahnya sudah terjual.”
Sejak itu aku tak pernah lagi melihat jendela di sebelah kiri rumah itu terbuka dari jam 5 pagi sampai jam 6 petang. Juga tak terlihat kepala-kepala yang melongok dari jendela itu memandang ke luar. Gongongan anjing dan suara-suara tawa dan obrolan pun menghilang. Yang terdengar hanya sesekali suara mobil keluar masuk dan pintu pagar dibuka-tutup. Sepi semakin menggelayut di sekitarku. Sepi itu semakin menukik masuk ke relung hatiku. Aku sungguh terlambat untuk mengenal mereka, keluarga Ridwan yang menginspirasiku tentang arti keluarga.
Akan kuusir kesepianku dengan menghadirkan suara tawa dan tangis di rumah ini. Aku jadi tak sabar menantikan Ray pulang. Seminggu lagi ia akan pulang. Aku tak pernah melongokkan kepalaku ke arah jendela itu lagi karena sekarang tak pernah terbuka. Terbersit harapan untuk keluarga kecilku yang akan kubangun dengan calon anakku dan Ray suamiku, menjadi keluarga bahagia seperti keluarga Pak Ridwan. Siapakah istri dan anak-anaknya? Sungguh terlambat aku mengenal mereka. Namun, biarlah doaku untuk keberhasilan dan kebahagiaan keluarga Ridwan yang sudah mendatangkan gambaran manis padaku tentang makna keluarga. Aku juga bertekad akan membangun keluarga Raymondus Hartono dan Irene Shantika serta anak (mungkin juga anak-anak) menjadi keluarga bahagia. Bahagia? Siapa takut!

Anekdot; "Atlet Berlari dikejar Serdadu" karya GusDur

Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”

Puisi; "LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK" karya Taufik Ismail

1946 : LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK
Oleh :
Taufiq Ismail


Sebuah Lasykar truk
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
'Sudah Bebas Negeri Kita'
Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun terjaga :

'Ibu, akan pulangkah Bapa,
dan membawakan pestol buat saya ?'
(1963)

Artikel lepas; "27 Fakta Tentang Hitler yang pemalu"



1. Bercita-cita jadi seorang Pelukis/Seniman. Tetapi Ayahnya ingin dia jadi Pegawai Negeri sehingga dia dipukuli terus menerus dan dimasuki ke sekolah akademik dan bukan seni.
2. Ibunya selalu menginginkan yang terbaik buat Hitler dan memberikan kasih sayang yang besar untuk Hitler. Ibunya selalu memeluk Hitler sehabis dipukuli ayahnya dan Sepanjang hidupnya Hitler selalu membawa foto ibunya didalam sakunya sampai akhir hayatnya.
3. Hitler sebenarnya anak yang pandai di sekolah tetapi dia tidak suka sekolah akademis dan lebih ingin masuk sekolah seni. Akhirnya dia malas – malasan dan rapornya mendapatkan nilai jelek. Ayahnya sangat marah kepadanya dan memukulinya habis – habisan. Hitler memutuskan meninggalkan sekolah pada usia 15 tahun dengan mendapat dukungan ibunya, dia memutuskan mengadu nasib ke Wina untuk hidup sebagai seorang seniman.
4. Ikut test buat bea siswa di Universitas seni di Wina, tetapi profesor yang mengujinya bilang dia lebih cocok jadi Arsitek dibanding Seniman. Sialnya dia tidak diterima karena dia tidak punya pendidikan Tekhnik yang dibutuhkan.
5. Menjadi gelandangan selama 5 thn, hidup di rumah kumuh di Wina, tinggal bersama keluarga Yahudi dalam sebuah rumah sempit dengan 6 orang lainnya.
6. Menjadi pelukis jalanan dan menerima makanan sumbangan dari Gereja. Karena kasihan dengan Hitler, seorang Yahudi yang berbisnis jual beli barang seni bernama Max Rothman mengambil Hitler sebagai pegawainya. Dia ditugaskan melukis untuk kartu pos dan mendapatkan upah minimum.
7. Ketika PD 1 pecah, dia menjadi Sukarelawan pasukan Bavaria (Prusia) walaupun dia sebenarnya WN Austria dan bukan Jerman. Dia sebelumnya melamar masuk menjadi prajurit Austria tetapi di tolak karena tidak lolos tes kesehatan, laporan kesehatan nya yang masih ada sampai sekarang menyebutkan bahwa Hitler terlalu lemah untuk membawa perlengkapan standar militer yang seberat 48 kg saat itu dan berjalan sejauh 5 km. Dia juga tidak mampu mengangkat “Riffle” gun dalam waktu yg lama. Dia juga disebutkan mengalami malnutrisi karena bertahun – tahun tidak mendapatkan gizi yang cukup.
8. Ketika Resimennya dikirim ke garis depan, mereka terkena tembakan Artileri pasukan perancis dan 600 orang hanya 32 yang selamat dan termasuk Hitler. Dia selamat karena badannya yang kecil tidak kuat membawa ransel tentara yang besar sehingga jalannya dibelakang resimennya.
9. Karena tubuhnya yang kecil dan larinya yg cepat, dia mudah melalui parit – parit pertahanan yang sesak dan sempit, Hitler ditugaskan menjadi pengirim pesan. Suatu kali paritnya diserang gas beracun, tetapi Hitler tidak berada ditempat karena sedang mengantar pesar. Dia terlambat kembali gara – gara menyelamatkan seekor anjing Herder jerman yang dibawanya bersamanya. Selamatlah Hitler dari serangan Gas beracun.
10. Hitler walaupun tidak disukai oleh sesama prajurit dan karena tubuhnya yang kecil dibandingkan rata – rata prajurit Jerman, maka dia sering menjadi bahan tertawaan. Tetapi keberaniannya diakui oleh para atasannya. Hitler menerima 6 medali tertinggi untuk keberanian yaitu The Iron Cross. Dia seringkali harus berlari menghindari tembakan senjata musuh hanya demi mengirimkan surat kepada komandan di garis depan.
11. Suatu kali juga, Hitler sedang duduk didalam kemahnya bersama prajurit yang lain, kemudian Anjing Herder itu lepas dan Hitler mengejarnya sambil jatuh bangun. Prajurit – prajurit yang lain mentertawakan kejadian itu, dan Hitler pun kesal. Akhirnya dia menyeret anjingnya keluar untuk di tembak. Sesaat setelah Hitler keluar dari tenda dan membawa Anjingnya, Artileri Berat menghantam Kemah itu dan seluruh anggota Pletonnya tewas hanya tersisa Hitler seorang saja.
12. Di akhir PD 1, dia terkena serangan gas mustard tetapi tidak menewaskan dirinya, hanya membutakan matanya sementara akibat dia telat menggunakan masker. Dia berlari kemana anjingnya menuntunnya dan kemudian tersangkut dikawat berduri. Dia selamat karena menjauhi arah hembusan angin yg membawa gas beracun.
13. Dikabarkan bahwa dokter telah mendiagnosa bahwa Hitler akan buta selamanya seperti prajurit lain yang terkena gas mustard, tetapi karena Hitler menangis terus menerus selama beberapa hari ketika mendengar kekalahan Jerman, hal ini membuat matanya yg masih dibungkus perban menjadi lembab dan ketika dokter membuka perban itu, Hitler dapat melihat.
14. Seorang Kapten atasan Hitler pada PD1 berkata bahwa Hitler tidak akan mampu memiliki karir cemerlang dibidang militer karena Hitler tidak memiliki attribut kepemimpinan dan tidak akan bisa jadi seorang pemimpin.
15. Hitler adalah seorang pemalu, walaupun dia mampu berbicara berapi-api dihadapan ribuan orang, tetapi dia memiliki kecenderungan untuk canggung berhadapan 1-1 dengan lawan bicaranya.
16. Hitler adalah seorang Vegetarian (walaupun terkadang dia makan daging, atas saran dokternya), tidak minum bir atau alkohol (hanya minum Wine sesuai saran dokternya) dan tidak merokok. Dia sangat Anti-Rokok dan dimana dia berada tidak boleh ada asap rokok, walaupun dia tidak mengeluarkan larangan untuk rokok tetapi seperti sudah diketahui umum bahwa tidak boleh merokok di tempat umum terutama di Berlin dan Munich kalo tidak mau di ciduk sama SS.
17. Hitler menawarkan sebuah jam tangan emas bagi para bawahannya yang bisa menghentikan kebiasaan merokok mereka. Ketika Hitler bunuh diri, sebagian besar perwira militer di bunkernya langsung menyalakan rokok dan menghisap rokok untuk meredakan ketegangan karena saat itu Berlin sudah dikepung tentara merah Sovyet.
18. Hitler tidak mengijinkan perburuan binatang untuk diambil bulunya, dia memerintahkan pasukan Nazi untuk menggunakan bahan sintetis sebagai selimut dan jubah musim dingin.
19. Hitler acap kali mengambarkan proses penyembelihan binatang dan proses pengolahan daging secara eksplisit dan mengajak agar orang lain tidak memakan daging dan menjadi vegetarian seperti dirinya.
20. Hitler memerintahkan martin borman untuk membuat rumah kaca khusus sebagai tempat menumbuhkan sayuran dan buah-buahan untuk di konsumsi Hitler.
21. Hitler pernah berkata bahwa Orang yang lebih dia benci dari Orang Yahudi adalah suami yang memukul Istrinya/anaknya dan menelantarkan keluarganya. Menurut Dia orang jenis ini harus di hukum mati.
22. Walaupun orang menganggapnya Diktator yg bisa berbuat apa saja, tetapi Hitler hanya memiliki uang sejumlah 180,000 Reichmark saja di dalam tabungannya. Itu semua didapatkannya dari penjualan buku dan gajinya sebagai Reichchancelor selama 12 tahun. Dia tidak pernah mengambil sepeser pun uang negara dan menkontribusikan apapun yang dia punya untuk 3rd Reichnya.
23. Hitler sangat mengagumi Mussolini dan menjadikan Mussolini sebagai Idolanya sampai dia bertemu langsung dengan Mussolini dan merubah pandangannya soal ini.
24. Hitler adalah seorang Protestant walaupun terlahir dari sebuah keluarga Catholic. Dia mengidolakan Martin Luther sebagai seorang Reformator sejati.
25. Walaupun sering digambarkan mengenakan seragam militer, Hitler tidak pernah mengenyam pendidikan militer apapun dan pangkat terakhir Hitler didalam bidang Militer adalah seorang Kopral.
26. Seragam Coklat SA dan Hitler Youth di rancang oleh Hugo Boss pada thn 1933. Dikemudian hari Hugo Boss juga mengerjakan pembuatan seragam hitam SS. Hitler sangat menyukai seragam yang dirancang Hugo Boss dan mereka mendapatkan sebagian besar kontrak pembuatan seragam Nazi.
27. Hitler menginginkan sebuah mobil “murah meriah” bagi rakyatnya, dia mengambarkan konsep mobil yg diinginkannya diatas selembar kertas tissue pada sebuah acara makan malam dan diberikan kepada Dr Ferdinand Porsche untuk membuatnya. Mobil ini dikemudian hari dikenal dengan nama VW (Volkswagen/mobil rakyat).